Badrun. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

PERMASALAHAN REMAJA DAN SEKS




  1. Latar Belakang Masalah
Menegakkan kalimat Allah dalam setiap ruang dalam waktu adalah komitmen perjuangan kita. Berarti tidak ada detik yang berlalu dan langkah yang terayu selain menuju Ridho-Nya tiap detik dan langkah adalah tanggung jawab. Kini kita hidup di era yang sora (tantangan, rintangan, penyimpangan syar’i begitu telanjang didepan mata). Komitmen perjuangan kita kembali diuji. Sampai kapankah hal itu kita biarkan? Sementara kemungkaran ibarat api yang cepat menjalar.
Pada saat zaman sudah berubah, berubah pula cara kehidupan manusia, baik dari segi kehidupan sehari-hari, kelakuan, cara berpakaian, semuanya berubah. Mereka mengatakan bahwa ini adalah zaman moderen semuanya harus berubah. Dengan pemahaman yang demikian berubah pula cara pemikirannya. Sehingga pergaulan bebas di kalangan remaja pun berubah, seks di anggap hal yang biasa di mata remaja, mereka anggap hal yang bisaa. Dari situlah timbul  hal-hal yang menyimpang dari hukum Syar’i.

B.     Rumusan Masalah
1.      Agar mengetauhi  sumber masalah sex remaja
2.      Ciri-ciri seks di kalangan remaja
3.      Gelombang kejahatan seks
C.     Tujuan
Tujuan mendidik dan mengarahakan kepada remaja  seks yang baik menurut ajaran agama dan medis, guna menghindari  perilaku seks bebas sehingga terbebas dari dosa dan penyakit menular lainya


  1. PENGERTIAN REMAJA
Istilah  remaja  nampaknya  istilah  yang  paling  popular  yang  sering digunakan untuk menilai kedewasaan seseorang. Setiap kali disebut remaja maka pikiran seseorang pasti berfokus pada manusia yang berpikiran dewasa. Para psikolog sendiri sulit mendefenisikan secara pasti arti dari remaja. Maka tidak heran jika dalam berbagai perundang-undang dunia termsuk Indonesia tidak ditemukan masalah remaja dalam berbagai perundang-undangannyan. Dalam perundang-undangan Indonesia hanya dikenal istilah anak-anak dan dewasa.
Zakiyah Dardjat (1975) mendefenisikan Remaja sebagai anak yang ada pada masa peralihan, dari masa anak-anak menuju usia dewasa. Pada masa peralihan  ini  bisaanya  terjadi  percepatan  pertumbuhan  dalam  segi  fisik maupun psikis. Baik ditijau dari bentuk badan, sikap, cara berpikir, dan bertindak mereka bukan lagi anak-anak. Zakiyah Dardjat membatasi masa remaja ini antara Usia 13tahun hingga 24 tahun.Menurut Drs. Hasan Bashri dalam buku Remaja berkualitas, problematika dan  solusinya  menilai  remaja  sebagai  kelompok  manusia yang  tengah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab. Dr. Sartiko Wirawan Sarwono (1994) mendefenisikan remaja sebagai individu yang tengah mengalami perkembangan fisik dan mental. Beliau membatasi usia remaja 11 – 24 tahun dengan pertimbangan sebagai berikut:
1.      Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda sexual sekunder mulai nampak (kritera fisik).
2.      Dibanyak masyarakat Indonesia, Usia 11 tahun sudah dianggap Akil Baligh baik menurut adat maupun agama. Sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (Kriteria Sosial).
3.      Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa.
4.      Batas usia 24 tahun merupakan batas maxsimum untuk meberikan  kesempatan  mereka  mengembangkan  dirinya  setelah sebelumnya masih tergantung pada orang tua.
Pengertian dan batasan remaja mendefenisikan Remaja sebagai fase ketika seorang anak mengalami hal-hal sebagai beriut:
1.      Individu  berkembang  dan  saat  pertama  kali  ia menunjukan tanda-tanda sexsual sekundernya sampai pada orang tua.
2.      Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola indentikasi dari kanak-kanak menuju dewasa.
3.      Terjadi  peralihan  dari  ketergantungan  social ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri.
Dari defenisi diatas dapat kita simpulkan bahwa remaja adalah: suatu masa dalam hidup manusia yang banyak mengalami perubahan (panca roba), yaitu masa peralihan dari kanak-kanak menuju remaja tanpa batasan usianya jelas.
  1. Pengertian Sex
Sex adalah menu pornografi itu sendiri. Sex bisa berarti hal-hal yang menarik birahi dan pada lokasi tertentu dari tubuh wanita dan laki-laki. Sex mencari dari paha, dada, dan lain-lain dari tubuh wanita. Sex itu sendiri adalah fitroh yang diberitikan pada setiap makhluk hidup terutama manusia. Sex dimaksud untuk melangsungkan dan melestarikan keturunannya. Maka sex adalah potensi bahwa sebagai modal bagi manusia untuk mendekati lawan jenisnya.

C. Seputar Remaja Dan Sex
Menurut  dorongan  sexsual  pada  remaja  dipicu  oleh  perubahan\pertumbuhan hormon kelamin sebagai akibat dari kematangan mental dan fisik. Menurut Ahmad Azhar Abu Miqdad (1997) terdapat pada kelamin primer, kelamin sekunder, dan kelamin teritir.

a)      Tanda Perubahan Kelamin Primier
Tanda perubahan kelamin primier dimulai dengan berfungsinya organ-organ genetal yang ada, baik dalam maupun luar badan. Perubahan ini jika terjadi pada lelaki ditandai dengan mulainya keluar air mani (sperma) saat mimpi basah. Sedangkan pada perempuan ditandai dengan mansturbasi (haid) pertama kali. Mulainya berfungsi organ sexsual tersebut akan diikuti dengan kesiapan orang tersebut untuk membuahi dan dibuahi (hamil).
b)      Tanda Perubahan Organ
Kelamin sekunder adalah Organ tubuh tertentu yang tidak ada hubungan dengan  proses  pembuahan  atau  proses  reproduksi.  Padai  laki-laki perubahan ini di tandai dengan:
1. Perubahan  suara  (membesar  dan sedikit parau)
2. Bidang bahu membesar
3. Perubahan  Penis  jika  ada rangsangan sexsual
4. Mulai tumbuh bulu-bulu pada organ tertentu (Ketiak, dada, sekitar kelamin)
Sedangkan pada perempuan perubahan organ sekunder ini di tandai dengan:
1. Suara lebih bagus (halus)
2. Kulit muka dan sekitar halus dan kencang
3. Bidang bahu mengecil sedangkan bidang pinggul membesar
4. Buah dada mulai membesar
5. Tumbuh bulu-bulu disekitar ketiak dan alat kelamin
6. Alat kelamin membesar dan mulai berfungsi
c). Tanda perubahan Pada Organ Tertier
Tanda perubahan pada organ tertier ini ada hubungannya dengan psikis. Yaitu laki-laki nampak melakinya dan wanita nampak kewanitaannya dalam segala gerak tubuhnya. Intinya laki-laki dan perempuan memiliki kekhasan tersendiri yang bisa membedakan keduanya.

D. Sumber Masalah Sex Remaja
Perilaku negatif remaja terutama hubungannya dengan penyimpangan sexsualitas, pada dasarnya bukan murni tindakan diri mereka saja, melainkan ada factor pendukung dari luar (faktor external). Factor-faktor yang menjadi sumber penyimpangan tersebut adalah:
1.      Kwalitas diri remaja itu sendiri seperti, perkembangan emosional yang tidak sehat, mengalami hambatan dalam pergaulan sehat, kurang  mendalami  norma  agama,  ketidak  mampuan mempergunakan waktu luang, tidak mampu dalam mengatasi masalah sendiri, berada dalam kelompok yang tidak baik, dan memiliki kebiadaan negatifterutama dirumah atau kurang disiplin dalam menjalankan kehidupan dirumah.
2.      Kwalitas  lingkungan  keluarga  yang  tidak  mendukung  anak berlaku baik seperti, anak kurang bahkan tidak mendapatkan kasih saying berarti akibat kesibukan kedua orang tua diluar rumah.
3.      Kwalitas lingkungan yang kurang sehat, seperti lingkungan yang tidak ada pengajian agama dan lingkungan masyarakat yang telah mengalami kesenjangan komunikasi (Gap) antara tetangga.
4.      Minimnya kwalitas informasi yang masuk pada remajasebagi akibat globalisasi. Akibatnya anak remaja sangat kesuitan atau jarang mendapat informasi sehat dalam sexsual. Bahkan justru media  massa  kini  terutama  media  remaja  cendrung mengutamakan bisnis dengan mengexsport sexsualitas yang tidak sehatdengan mengesampingkan pendidikan moral.

Dengan demikian, penyimpangan sexsual remaja sampai kapanpun akan tetap  merajalela  sebelum  terpecahnya  keempat  masalah  tersebut  diatas. Terutama kehidupan agama dilingkungan keluarga mengingat masyarakat berawal dari masalah di keluarga.

E. Gelombang Kejahatan Sex Remaja
Maksud kejahatan sexsual adalah berbagai penyimpangan sexsual yang dilakukan remaja dalam berbagai tipe penyimpangan. Rinciannya sebagai berikut:
1)      Mosturbasi atau Onani
Kebisaaan  onani  pada  remaja  adalah  fenomena  yang  layak dicermati.umumnya remaja sadar perbuatan tersebut tidak baik. Namun mereka kesulitan untuk menghentikannya. Tak heran perilaku ini merajalela dikalangan remaja. Menurut Dr. Sarwito  Wirawan  Sarwono  yang  dimuat  dalam  bukunya  berjudul “Pergeseran Norma Perilaku Sexsual Kaum Remaja”. Dari 417 responden, 41,6 % remaja sering melakukan Onani. Menurut Angker Dr. H. Ali Akbar yang dimuatdalam bukunya “Sexsual Di Tinjau Dari Hukum Islam” dari 54 Responden 75% remaja rutin melakukan onani. Onani atau sering disebut juga Masturbasi, berasal dari bahasa latin, Masturbsi yang berarti pemuasan kebutuhan sexsual terhadap dirisendiri dengan menggunakan tangan (mastur : Tangan, batio : Menodai) sehingga masturbasi  berarti  menodai  diri  sendiri  dengan  tangan  sendiri (zalimunlinafsi) dan juga yang menyebut bahwa Onani adalah manipulasi kelamin sehingga mendapat kepuasan sexsual.
Menurut Dr. Kartini Kartono (1992) bahwa dari 9 dan 10 remaja yang melakukan onani, mendapat kebisaaan itu karena menirukan temannya, dan teman itu memberikan contoh, memberikan informasi dan rangsangan baik dengan buku atau bentuk lainnya. Sebagai akibat pengaruh dari pengaruh dari luar yang tidak menguntukan ini maka remaja sering melakukan onani di tambah lagi dengan stimulasi external seperti buku cabul, baik berupa gambar, tulisan atau Blu Film. Bisexsual adalah orang yang mempunyai karakteristik psikologis dari kedua jenis kelamin. Menurut kamus psikologis daligulo, bisexsual adalah mempunyai cirri kedua sex atau tertarik dalam tingkat yang sama oleh anggota kedua sex.
2)      Heterosexsual
Istilah heterosexsual hamper identik dengan perzinahan, pelacuran dan promiscuity (gonta ganti pasangan). Kolompok hetorosexsual melakukan hubungan sexsual norma yaitu terhadap lawan jenis, namun perakteknya dilakukan diluar jalur nikah. Para psikologis dan sexsolog ada yang membedakan pezina dan pelacur, pelacur  adalah  mereka  yang  melakukan  hubungan  sexsual  untuk mendapatkan  uang,  sedang pezina  adalah  mereka  yang  melakukan hubungan sexsual atas dasar suka sama suka, hanya untuk memuaskan nafsu sexsualnya.
3)      Homosexsual
Menurut  kamus  psikologis,  homosexsuallity  adalah  kecendrungan memiliki hasrat sexsual atau mengadakan hubungan sexsual dengan jenis kelamin yang sama (Daligulo : 105). Menurut ensiklopedi Indonesia (1980) homosexsualitas adalah istilah untuk menunjukan gejala-gejala adanya dorongan sexsual dan tingkahlaku untuk dipakai menunjukan seseorang terhadap orang lain berkelamin sejenis. Perbuatan seperti ini identik dengan yanga dilakukan oleh kaum Nabi Luth as. dulu yang pada waktu itu dihancurkan oleh Allah SWT. Di Indonesia sendiri telah ada kelompok yang menghususkan pada kelompok gay dan lesbiyan yang mereka namakan (KKGLN) dipimpin oleh Dr. Dede Soetomo. Mereka memproklamirkan diri tahun1992.
4)      Free Sex
Pada dasarnya semua penyimpangan sexsual yang dibahas dalam buku ini termasuk jenis free sex bebas. Namun yang dimaksud free sex disini lebih luas dan tak terbatas. Kelompok free sex menghalalkan segala caradalam melakukan sex dan tak terbatas pada kelompok orang. Mereka tidak berpegang pada morlitas atau nilai-nilai manusiawi. Di amerika serikat kelompok ini membentuk komunitas tersendiri dan mengasingkan  sendiri  dalam  sebuah  pulau  yang  mereka  namakan perkampungan NUDIS. Dan di jepang kelompok ini ada di daerah kabuki-cho daerah bursa sex terbesar di jepang. Di Indonesia sendiri gejala seperti ini  mulai  ada  nampak  banyak  kasus  kumpul  kebo  yang  terungkap dikalangan pelajar dan mahasiswa.
5)      Transexsualisme
Transexsualisme adalah perilaku yang menunjukan keengganan untuk menerima jenis kelamin yang dimiliki, mereka menginginkan sebaliknya. Hal ini disebabkan karena menurut perasaanya dirinya cocok menjadi laki-laki atau wanita.Penomena seperti ini sering dialami laki-laki yang segi fisiknya secara umum memang laki-laki tapi sebagian perilaku baik gaya bicara, berjalan menyerupai wanita. Atau dialami wanita yang dari segi fisik  memang  wanita  namun  ada  perilaku  atai  anggota  badannya menyerupai laki-laki. Yang menjadi  permasalahan  adalah  manakala  mereka  melakukan hubungan kelamin. Hal ini tidak ada bedanya dengan kaum Homosexsual atau Bisexsual sekalipun format berbeda.
6)      Samen Leven
Perilaku samen leven adalah perilaku hidup bersama atau kelompok tanpa ada sedikitpun niat untuk melangsungkan pernikahan. Dasar pijakan mereka  adalah  kepuasan  sexsual,  baik  secara  suka  sama  suka  atau mungkin hanya sekedar memenuhi kebutuhan sexsual secara seketika dengan cara mudah tanpa ada cinta sama sekalil.
7)      Exibeosinisme
Exibiosinisme  adalah  perilaku  yang  mendapat  kepuasan  sexsual dengan cara menampakan alat kelaminnya pada orang dikenal maupun pada yang tidak dikenalnya pada sejenis atau jenis berbedatanpa ada kelanjutan untuk melakukan hubungan sexsual langsung. Mereka bisaanya merasa lebih bangga jika ternyata kelaminnya diexport dimedia massa. Perilaku ini bisaanya dilakukan oleh remaja barat.

8)      Voyeurisme
Voveurisme adalah perilaku yang dapat kepuasan sexsual dengan hanya melihat aurat lain yang sedang terbuka atau tidak sengaja dibuka. Perilaku  ini  bisa  dilihat  langsung  dengan  orang  yang  diintipnya (dilihatnya), namun bisa jadi ia mengadakan hubungan dengan orang lain atau pada mereka yang tidak berdaya. Namun pada dasarnya voyeurisme adalah perilaku yang hanya terbatas pada kepuasan melihat aurat orang lain.
9)      Fethisme
Fethisisme  adalah  perilaku  menyimpang  yang  merasa  mendapat kepuasan sexsual hanya memegang, memiliki atau melihat benda-benda atau pakaian yang sering dipakai perempuan, umpamanya sapu tangan, BH, celana dalam, dan lain-lain, perilaku seperti ini tidak terlepas dari keinginan pemuasan sexsual yang sesungguhnya (hubungan intim), namun ada berbagai kendala tentu yang menghalangiseperti merasa terlalu muda, belum nikah atau memiliki Norma sehingga takut melakukan intim diluar nikah. Perilaku seperti ini tidak bermanfaat dan merusak mental.
10)  Sadisme
Sadisme adalah sadisme dalam bidang sexsual (sadisme sex) yaitu suatu penyimpangan yang merasa mendapatkan kepuasan denga melukai pasangannya sekalipun ia tidak melakukan hubungan intim sebagai mana layaknya pelaku sex lain, namun sadisme pada dasrnya bentuk kejenuhan dari si pelaku itu sendiri yang kemungkinan sebelumnya telah melakukan kekerasan selain hubungan sex. Latar belakang munculnya perilaku sadisme mungkin dalam masa kanak-kanaknya  mendapat  perlakuan  yang  bertentangan  dengan nuraninya baik dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sehingga secara psikologi  ia merasa tertindas  dan ketertindasan ini semakin menahan (terobsesi) manakala ia menemukan respon yang mengarah pada pengalaman dulu.



11)  Masokisme
Masokisme  perilaku  sebaliknya  dari  sadisme.  Masokisme  adalah perilaku menyimpang yang merasa mendapat kepuasan sexsual dengan cara melukai diri sendiri atau meminta dilukai. Hal itu bisa dilakukan dengan cara memukul diri sendiri diwilayah dada, perut, tangan, dan lain-lain bahkan mungkin bias menjerumuskan pada bunuh diri.
12)  Troilisme
Troilisme  adalah  perilaku  menyimpang  yang  merasa  mendapat kepuasan sexsual jika aktivitas sexsualnya disaksikan orang ketiga atau orang lain yang bersedia dibayar atau sukarela. Gejala menyimpag seperti ini sebagai bentuk kurang percaya diri yang akut (kronis). Jadi ia merasa tidak puas bersenggama jika belum ada orang lain yang menilainya apakah senggamanya itu benar-benar atau tidak. Perilaku seperti ini sangat sulit dilakukan terlebih lagi jika salah satu padangannya tidak mau atau tidak ada orang lain yang sanggup menyaksikan.
13)  Sodomi
Sodomi pada awalnya istilahyang digunakan untuk menyebut mereka yang berhubungan badan dengan binatang. Namun ini ada perluasan makna adalah perilaku menyimpang yang merasa mendapat kepuasan sexsual dengan menyetubuhi dari dubur dan membunuh wanita, anak kecil maupun  dewasa,  dan  biasanya  terhadap  orang  yang  memang  bias dikuasainya dari segi psikologis. Sebelum melakukan biasanya mereka merayu korban terlebih dahulu dengan berbagai iming-iming umpamanya dapat uang atau akan mendapatkan kesaktian tertentu. Cara membunuh pasangannya, pelaku  sodomi  teramat  sadis,  diantaranya  mencekik, membedah perut, menyayat, melukai, kemaluan dan menyembelih kurban.
14)  Pemerkosaan
Perilaku penyimpangan yang merasa kepuasan sexsual dengan cara memaksa orang lain atau istrinya untuk melakukan hubungan sexsualPerilaku penyimpangan seperti ini sangat bertentangan dengan norma susila dan tidak sejalan dengan fitroh social yang saling membantu dan memahamiperasaan orang lain.
15)  Aborsi
Aborsi  atau  pengguguran  kandungan  sebenarnya  bukan  bentuk penyimpangan  sexsual. Melainkan  proses  pembatalan  kehidupan  dan pemusnahan janin dari rahim si wanita. Sekalipun demikian, aborsi sangat erat  hubungannya  dengan  free  sex walaupun  ada  sebagian  aborsi dikalangan pernikahan yang sah. Aborsi pada dasarnya  erat kaitannya denganmenjamurnya free sex dikalangan remaja. Masa remaja yang masih tahap pencarian identitas, secara psikologis belum mampu menerima beban tanggung jawab. Aborsi juga bias berarti pelarian dari tanggung jawab.
F. Bahaya Sex Bebas Dan Pornografi
1.      Barat Pelopor Sex Bebas
Dari hasi penelitian Nuss dan Lukey (1969)  terhadap para remaja barat menunjukan 96,5 % remaja Amerika, 97,7 % remaja Canada, 93 % remaja Inggris, 96 % remaja Norwegia terbiasa ciuman saat pacaran. Terbiasa meraba payudara dan alat kelamin 90 % remaja Amerika, 93,5 % remaja  Canada,  87  %  remaja  Inggris,  83,5  %  remaja  Norwaygia sedangkan terbiasa hubungan intim saat pacaran ( belum menikah ). 68.2 % remaja amerika, 56,8 % remaja Canada, 74,8 % remaja inggris dan 66,7 % remaja Norwegia. Kebobrolan moral remaja Barat memang lengkap, dalam hubungan intim tidak ada hukum yang melarangnya dan jika hamil ada klinik khusus Aborsi yang di sahkan. Maka tak heran jika “ free sex “ terus merajalela terus yang sulit di bendung. Terlebih lagi media Elektronik dan meida cetak di barat juga telah mengikuti gaya bebas dalam mengkspor porno grafi. Lewat berbagai media itu mereka menjadikan pornografi sebagai bisnis. Dalam berbagai kelip lagu atau film-film selau diselipkan adgan forno. Bahkan sebagaian media barat secara khusus memuat adgan-adagan porno tanpa sensor sedikitpun seperti majalah “ play boy dan phenthoes “.Dua  majalah  tersebut  hamper  seluruhnya  mengekspor  eksplortasi tubuh wanita secara vulgar. Sampai saat ini ranting penjualannya terus meningkat.
2.      Remaja
Masa remaja syarat dengan berbagai gejola psikologis sedikit saja tersinggung, maka emosinya  akan  meledak-ledak  dan  biasanya  tidak terkendali. Masa ini juga masa yang syarat dengan fantasi atau khayalan, antara kekuatan emosi dan khayalan memungkinkan digunakan dalam berbagai hal yang negatif di antaranya pada penyimpangan sexsual dan pornografi.Sex itu sendiri pada dasarnya kekuatan. Sex bias mendorong dan mempengaruhi seseorang untuk berbuat apasaja demi tujuan napsunya. Sex juga bias berarti api, sedikit saja tersulut maka gelombang barat yang dahsyatnya akan membakar segala yang ada. Seorang yang mulai bermain dengan syahwat (sex) berarti mulai bermain dengan api. Sifat api biasanya membakar dan membesarkan jika ada respon atau bahan yang layak terbakar.
a.       Memberi Fatamorgana Negatif
Memberikan fatamorgana negative dalam daya hayal remaja yang berakibat mereka tesiksa dari sudut mental Mengapa  mereka  mesti  tersiksa?  Sebab  utamanya  adalah tidak ada penyaluran (mereka belum menikah). Maka jika kekuatan ini tidak tersalur, bukan hal yang mustahil terjadi tindakan-tindakan yang keluar dari norma masyarakat dan agama (zina). Akibat dari minder atau keterbelakangan mental ini diantaranya :
a)      Memicau tindakan memuaskan sexsual dengan diri sendiri yaitu masturbasi atau onani.
b)      Mendorong pemuasan sexsual pada sosok yang tak berdaya (pemerkosaan) pada lawan jenis. Hal ini terbukti pornografi dalam berbagai media, dimana-muncul kasus pemerkosaan anak kecil dan lebih gadis lagi muncul kasus sodomi.
c)      Memicau hubungan sex extramarital atau pemuasan hubungan sexsual dengan anggota keluarga sendiri baik kaka terhadap adik atau sebaliknya.
b.      Mengganggu Proses Berfikir Kreatif
Bagi  remaja  yang  dalam  usia  sekolah  memang  seharusnya berpikir tentang studinya dan berusaha untuk meraih prestasi sebaik-baiknya. Tapi bagi remaja yang telah terobsesi dengan pornografi akan sulit mengkonsentrasikan fikiranya pada belajar mengingat kemampuan daya ingat setelah mencemari nafsu sexsual dan hayalan cabul.
3.      Bahaya Sex Bebas
Untuk remaja barat hubungan pranikah bahkan gonta ganti pasangan atau free sex adalah hal yang biasa, namun dinegara timur, terutama Indonesia yang masih menjunjung tinggi norma agama, hal seperti itu adalah aib dan menggangguan ketentraman hidup selanjutnya. Untuk itu sebelum  terlanjur  ada baiknya para remaja  mengenal  bahaya akibat hubungan pranikah.Bahaya pranikah atau free sex mencakup bahaya bagi perkembangan mental (psikis), fisik dan masa depan remaja itu sendiri. Secara terpeinci, Wikson Nedeak sebagaimana dikutif  Abdurahman Al-Mukaffi (1998) mengemukakan tujuh bahaya utama
a)      Menciptakan Kenangan Buruk
Masih dikatakan untung jika hubungan pernikahan itu tidak ada yang mengekspos. Si gadis atau si jejaka terlepas dari aib dan cemohan masyarakat. Tapi jika ternyata diketahui masyarakat, tentu saja malu bukan hanya diri sendiri melaikan keluarganya sendiri dan peristiwa itu tidak akan pernah terlupakan oleh masyarakat sekitar. Hal itu akan menjadi beban mental yang berat. Sekalipun masyarakat tidak mengetahuinya ia tidak mungkin bias tenang,  mentalnya  terganggu  kenangan  buruk  masa  lalu  apalgi memiliki suami yang bukan pasangan dulu, suasana perkawinan akan terasa hamberter lebih lagi jika ternyata suaminya tahu ia tidak perawan lagi, tentu sulit menerima kenyataan ini. Dan banyak kasus percerian akibat masalah ini. Jika ini terjadi, si wanita aka tertekan lagi mentalnya.

b)      Kehamilan dan Akibatnya
Kehamilan  terjadi  akibat  sex  pranika  (free  sex)  bukan  saja mendatangkan mala petaka bagi bayi yang dikandungnya juga menjadi beban mental yang berat bagi ibunya mengingat kandungan tidak bias disembunyikan.  Bagaimana  jika  nanti  keluarga  dan  masyarakat mempertanyakannya?. Dalam keadaan kalut seperti ini biasanya bias any terjadi dipresi, terlebih lagi jika sang pacar kemudian pergi dan tak kembali lagi.Bagi  si  bayi  sendiri  jika  lahir  nanti  mempertanyakan,  siapa ayahnya? Jiaka ternyata setelah besar mengetahui kelakuan ibunya dulu, tentu menjadi beban mental juga. Al-hasil hubungan pranikah menjadi mala petaka bagi dirinya sendiri dan keturunannya nanti.
c)      Pengguguran Kandungan dan Pembunuhan Bayi
Banyak kasusu bayi mungil dibunu ibunya, sebagian dari bayi itu dibungkus plastic hidup-hidup, dibung di sungai, dilempar di tong sampah, dan lain-lain. Ini suatu akibat dari perilaku binatang yang pernah mereka lakukan.Kasus pengguguran kandungan baik secara tradisional maupun moderen kini semakin menjamur terutama dikalangan pelajar dan mahasiswa. Tentu saja hal itu akibat dari hubungan syetan pranikah. Sementara pengguguran itu sendiri banyak efek sampingnya yang serius, bias menyebeb kanker rahim, kemandulan dan penyakit rahim lainnya.

d)     Penyebaran Penyakit
Si wanita atau si peria yang belum pernah melakukan hubungan pranikah waktu pacaran lalu putus, cendrung berkeinginan melakukan hubungan serupa dengan yang laki dan wanita lainnya, mengingat sex sifatnya adiktif atau memiliki kadar ketergantungan, sewaktu waktu ia akan merasa lapar untuk melakukan hubungan intim dengan pasangan lain.Hal ini jika terus dilakukan, maka bukan hal yang mustahil akan terjadi terjangkit penyakit kelamin. Terlebih jika ternyata pasangannya itu telah mengidap penyakit kelamin sebelumnya.
e)      Keterlanjuran dan Timbul Rasa Kurang Hormat
Perilaku sex bebas menimbulkan suatu keterlibatan emosi dalam diri seorang pria dan wanita. Semakin sering itu dilakukan, semakin sering menggauli sekalipun sebelumnya ada rasa kesal. Terlebih bagi wanita setiap ajakan pacarnya sangat sulit untuk ditolak karena takut ditinggalkan. Semantara itu bagi seorang lelaki, melihat pasanngannya begitu mudah diajak, akan terus berkurang rasa hormat dan rasa cintanya. Semakin  sering  seorang  laki-laki  melakukan  maka  hubungan batinnyapun akan semakin renggang. Lain lagi dengan wanita. Ia merasa akan tertekan dan tidak mau berpisah karena pada dasarnya ia telah kotor dan tidak ada yang mesti dibanggakan lagi, kehormatannya telah dirampas oleh laki-laki tadi. Karena itu apapun alasan zina merupak perbuatan terkutuk yang bukan  hanya  akibatnya  dirasakan  di  akherat,  diduniapun  sudah mendapat siksa yang hebat. Pantas saja Allah SWT menmpatkan zina atau free sex dosa terbesar ketiga setelah menyekutukan Allah dan dosa mendurhakai orang tua.



A.    KESIMPULAN
Dari apa yang kami bahas diatas agar lebih mudah untuk dibaca dan muda di ketahui maka kami sebagai penulis akan mengambil keputusan yang lebih singkat.
1.      Zakiah Dardjat (1975) Mendefinissikan remaja sebagai anak yang ada pada masa pilihan dari masa anak-anak menuju  usia dewasa. Pada masa peralihan  ini biasanya terjadi percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun fisikis. Baik ditinjau dari bentuk badan, sikap cara berfikir, dan bertindak, mereka bukan lagi anak-anak. Mereka juga belum dikatakan manusia biasa yang memiliki kematengan berfikir. Zakiah Dardjat membatasi masa remaja ini  antara usia 13 tahun hingga 24 tahun.
2.      Mendepenisikan remaja sebagai fase ketika seorang anak mengalami hal-hal sebagai berikut :
·         Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda sexsual sekedarnya sampai ia mencapai kematengan sexsualnya
·         Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola indentisasi dari anak-anak menuju dewasa.
·         Terjadi peralihan dari pergantungan social ekonomi yang penuh kepada keadaan yang lebih relative lebih menyendiri
3.      Jika pornografi adalah merupakan upaya penampakan aurat untuk maksud tertentu, maka sex menu etar pornografi itu sendiri. Sex bis berarti hal yang menatik birahi dan ada pada “lokasi” tertentu dari tubuh wanita dan laki-laiki. Jadi sex memancar dari paha, dada, lain-lain dari tubuh wanita. Sex itu sendiri adalah fitroh yang diberikan pada setiap mahluk hidup terutama manusia sex dimaksudkan untuk mendorong manusia melanjutkan atau melestarikan keturunannya. Maka sex adalah potensi bawaan sebagai modal bagi manusia untuk mendekati lawan jenisnya.

B. SARAN-SARAN
a. Penulis mengharap mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat, dipahami, diamal bagi pembaca.
b. Pembaca yang budiman. Jadikanlah karya tulis ini sebagai pelajaran yang memetik inti sari dan hikmah yang berharga dari lembaran-lembaran dari karya tulis ini.
c. Penulis berdo’a dan berharap pada pembaca karya tulis ini agar termasuk orang-orang  yang  menyandang  pridikat  “TABI’IN”.  amin  ya  rabbal alamin


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Terjemaah Terbitan Mujamma Al-Malik Fahd Al-Musyai Asy-Syaif
Madinah munawaroh.Gelombang Kesehatan Sex Remaja Moderen – Abu Al-Gifari Penerbit Mujahit – fress.Pacaran yang islami, adalah…? Abu Al-Gifari
Mujahit -Fress Remaja Dan Cinta Memahami Gelora Cinta Remaja Dan Menyelamatkanya Dari  Berhala Cinta, Penerbit Mujahit FressJadilah Remaja Berkwalitas,
Burhan Sodiq,Penerbit Barokah Artis Remaja Sex. Dr. Hilmi Muhammad Al-qaud. Penerbit Darul
                  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar