Badrun. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

KEWIRAUSAHAAN

A. Hakikat dan Konsep Dasar Kewirusahaan
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803).
Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian.
2. Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
3. Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan
4. Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahanperubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.
Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk
(1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
(2) memperkenalkan metoda produksi baru,
(3) membuka pasar yang baru (new market),
(4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
(5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
5. Penrose (1963)
Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam system ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
6. Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
7. Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
8. Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
9. Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluangpeluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bias bersifat sementara atau kondisional.
Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta. Persepsi tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan.
Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek financial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 : 48)
B. Ciri dan Watak Wirausaha
Ø  Ciri-ciri dan watak kewirausahaan
1. Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimise
2. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif
3. Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan
4. Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik
5. Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel
6. Berorientasi ke masa depan Pandanga ke depan, perspektif Dalam konteks bisnis, seorang entrepreneur membuka usaha baru (new ventures) yang menyebabkan munculnya produk baru arau ide tentang penyelenggaraan jasa-jasa.
Ø  Karakteristik tipikal entrepreneur (Schermerhorn Jr, 1999) :
1. Lokus pengendalian internal
2. Tingkat energi tinggi
3. Kebutuhan tinggi akan prestasi
4. Toleransi terhadap ambiguitas
5. Kepercayaan diri
6. Berorientasi pada action
Ø  Karakteristik Wirausahawan (Masykur W)
1. Keinginan untuk berprestasi
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
3. Preferensi kepada resiko menengah
4. Persepsi kepada kemungkian berhasil
5. Rangsangan untuk umpan balik
6. Aktivitas Energik
7. Orientasi ke masa depan
8. Ketrampilan dalam pengorganisasian
9. Sikap terhadap uang
Ø  Wirausahawan yang berhasil mempunyai standar prestasi (n Ach) tinggi. Potensi kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (Masykur, Winardi)
1. Kemampuan inovatif
2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
3. Keinginan untuk berprestasi
4. Kemampuan perencanaan realistis
5. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan
6. Obyektivitas
7. Tanggung jawab pribadi
8. Kemampuan beradaptasi (Flexibility)
9. Kemampuan sebagai pengorganisator dan administrator
10. Tingkat komitmen tinggi (survival)
D. Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961)
1. Innovating Entrepreneurship
Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif
2 Imitative Entrepreneurship
Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur
3. Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.
4. Drone Entrepreneurship
Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain. Di banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977)
E. Proses Kewirausahaan
Tahap-tahap Kewirausahaan Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :
a) Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
b) Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan"
Tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
c) Mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi
d) Mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut (Alma, 2007: 10 – 12) :
1. proses inovasi
2. proses pemicu
3. proses pelaksanaan
4. proses pertumbuhan
Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :
a. mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah dilakukan
b. pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana
c. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan
d. kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha
e. organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki
f. kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses manajerial (POAC)
g. Pemasaran : lokasi dan tempat usaha
F. Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28)
a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya.
d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
g. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
h. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA



Konsep Dasar Bimbingan Dan Konseling Keluarga
Adapun konsep dasar dari pelayanan konseling keluarga adalah untuk membantu keluarga menjadi bahagia dan sejahtera dalam mencapai kehidupan efektif sehari-hari. Konseling keluarga merupakan suatu proses interaktif untuk membantu keluarga dalam mencapai kondisi psikologis yang serasi atau seimbang sehingga semua anggota keluarga
bahagia.Ikatan bathin merupakan ikatan yang bersifat psikologis.
 Tujuan Umum
            Tujuan umum dari konseling keluarga pada hakikatnya merupakan layanan yang bersifat profesional yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
1.    Membantu anggota keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika keluarga merupakan hasil pengaruh hubungan antar anggota keluarga.
2.  Membantu anggota keluarga dapat menerima kenyataan bahwa bila salah satu anggota keluarga mengalami masalah, dia akan dapat memberikan pengaruh, baik pada persepsi, harapan, maupun interaksi dengan anggota keluarga yang lain.
3.    Upaya melaksanakan konseling keluarga kepada anggota keluarga dapat mengupayakan tumbuh dan berkembang suatu keseimbangan dalam kehidupan berumah tangga.
4.   Mengembangkan rasa penghargaan diri dari seluruh anggota keluarga kepada anggota keluarga yang lain.
5.      Membantu anggota keluarga mencapai kesehatan fisik agar fungsi keluarga menjadi maksimal.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus konseling keluarga adalah sebagai berikut
1.      Untuk meningkatkan toleransi dan dorongan anggota – anggota keluarga terhadap cara – cara yang istimewa atau keunggulan anggota – anggota lain.
2.      Mengembangkan toleransi terhadap anggota –anggota keluarga yang mengalami frustasi / kecewa, konflik, dan rasa sedih yang terjadi karena faktor sistem keluarga atau diluar sistem keluarga.
3.      Mengembangkan motif dan potensi – potensi setiap anggota keluarga dengan cara mendorong,memberi semangat, dan mengingatkan anggota tersebut.
4.      Mengembangkan keberhasilan persepsi diri orang tua secara realistik dan sesuai dengan anggota – anggota lain.
Tahapan Bk Keluarga
1. Tahap Awal.
2. Tahap Inti (Tahap Kerja)
3. Akhir (Tahap Tindakan)
 Konselor Keluarga
Agar mampu mewujudkan tujuan konseling keluarga, maka seorang konselor keluarga hendaknya memiliki kemampuan sebagai berikut:
1.      Memiliki kemampuan berfikir cerdas, berwawasan yang luas, serta komunikasi yang tangkas dengan penerapan moral yang laras dengan penerapan teknik-teknik konseling yang tangkas
2.      Etika professional, yakni kemampuan memahami dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah pelayanan konseling yang dipadukan dalam hubungan pelayanan konseling terhadap anggota keluarga
3.      Terlatih dan terampil dalam melaksanakan konseling keluarga
4.  Mampu menampilkan ciri-ciri karakter dan kepribadian untuk menangani interaksi yang kompleks pasangan yang sedang konflik dan mendapatkan latihan untuk memiliki keterampilan khusus.
5.      Memiliki pengetahuan yang logis tentang hakikat keluarga den kehidupan berkeluarga.
6.      Memiliki jiwa yang terbuka dan fleksibel dalam melaksanakan konseling keluarga.
7.      Harus obyektif setiap saat dalam menelaah dan menganalisa masalah.
1)      Teknik Umum Dan Khusus Dalam Konseling Keluarga
A.    Tekhnik Umum
·         Perilaku attending
Perilaku attending yang baik dapat meningkatkan harga diri klien,menciptakan suasana yang nyaman dan mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas
·         Eksplorasi
Teknik untuk menggugah perasaan.pikiran,dan pengalaman klien.hal ini penting di lakukan karena banyak klien menyimpan rahasia batin,menutup diri,atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya
·         Menangkap pesan (paraphrasing)
Teknik untuk menyatakan kembali inti ungkapan klien dengan teliti mendengarkan pesan utama klien,mengungkapkan kalimat yang mudah dan sederhana
·         Pertanyaan terbuka
Teknik memancing klien agar mau berbicara mengungkapakan perasaan,pengalaman dan pemikirannya
·         Empati
Kemampuan konselor untuk merasakan apa yang di rasakan oleh klien merasa dan berfikir bersama klien
·         Refleksi
Teknik utntuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non-verbal
B.     Tekhnik khusus
Teknik teknik khusus yang di kembangkan dari berbagai pendekatan konseling seperti pendekatan behaviorisme,rasional emotif,latihan asertif,pembentukan perilaku model,permainan dialog dan bermain peran.
C.    Peran konselor Dalam Konseling Keluarga
Peran konselor dalam membantu klien dalam konseling keluarga yaitu :
·         Konseor menolak pembuatan penilaian dan membantu menjadi congruence dalam respon-respon anggota kelompok
·         Konselor berperan menjadi “facilitative a confortable”,membantu kien melihat secara jelas dan objektif dirinya dan tindakan-tindakan sendiri
·         Membelajarkan klien untuk berbuat secara dewasa untuk bertanggung jawab
·         Konselor menjadi penengah dari pertentangan
D.    Keterampilan-keterampilan Yang Perlu Di kuasai Dalam Konselinhg Keluarga
·         Keterampilan mendengar
Untuk memperoleh informasi yang di katakan oleh klien
·         Keterampiln membina hubungan yang baik
Dapat dilakukan dengan menjalin kerja sama menunjukan tanda perhatian dan memberika respon positif berupa pujian,dukungan
·         Bertanya efektif
Menggunakan intonasi suara yang menunjukan perhatian,menggunakan kata-kata yang mudah di pahami klien,mengajukan pertanyaan satu persatu dan menunggu jawaban dengan penuh perhatian
·         Pengamatan dan penafsiran
Pengamatan adalah berbagai tingkah laku yang biasa di dengar,ssedangkan penafsiran/interprestasi adalah kesan yang kita berikan pada apa yang kita lihat dan di dengar 
·         Kemampuan bertanya
Mengajukan pertanyaan kepada klien untuk memperoleh informasi baik dari klien maupun keluarga
Keterampilan dasar yang umum di gunakan konselor dalam melakukan proses konseling yaitu :
·         Opening
Pada awal pertemuan konseling,konselor membuka pertemuan dengan menciptakan rapport (hubungan yang erat antara konselor dengan klien)menerima dengan tulus.
·         Lead
Mengarahkan/memimpin dalam kegiatan konseling              
·         Resurance
Konselor mendukung apa yang di katakan klien,dengan kata klien konselor dapat memberikan penguatan kepada klien
·         Advice
Keterampilan ini merupakan keterampilan memberi nasehat kepada klien agar klien menjadi jelas,lebih tenang apa yang hendak ia lakukan
·         Confrontation
Keterampila yang di gunakan untuk menujukan kesenjangan yang membuat klien menjadi tidak berkembang.Konselor menghadapi klien yang plin-plan,tidak konsisten

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

DISIPLIN

Pengertian Disiplin Dan Meningkatkan Disiplin Siswa

“Pengertian Kedisiplinan
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
Sedangkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sementara pegawai dunia pendidikan merupakan bagian dari tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam informasi tentang wawasan Wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan taggung jawab.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan. Kedisiplinan guru dan pegawai adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak didiknya. Karena bagaimana pun seorang guru atau tenaga kependidikan (pegawai), merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik.
Macam – Macam Kedisiplinan
a. Disiplin dalam Menggunakan Waktu
Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik
b. Disiplin dalam Beribada
Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan-peratuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT.
c. Disiplin dalam Masyarakat
d. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian tujuan pendidikan akan terhambat, diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah :
1) Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya, banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup
2) Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan dan aturan serta ingin sebebas-bebasnya
3) Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah
4) Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun
5) Longgarnya peraturan yang ada
Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai, untuk itu guru memerlukan pemahaman tentang landasan Ilmu kependidikan akan keguruan sebab saat ini banyak terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin.
Macam-macam bentuk disiplin selain seperti yang disebutkan diatas, disiplin juga terbagi menjadi:
a. Disiplin Diri Pribadi
Apabila dianalisi maka disiplin menganung beberapa unsur yaitu adanya sesuatu yang harus ditaati atau ditinggalkan dan adanya proses sikap seseorang terhadap hal tersebut. Disiplin diri merupakan kunci bagi kedisiplinan pada lingkungan yang lebih luas lagi. Contoh disiplin diri pribadi yaitu tidak pernah meninggalkan Ibadan lepada Tuhan Yang Maha Kuasa
b. Disiplin Sosial
Pada hakekatnya disiplin sosial adalah Disiplin dari dalam kaitannya dengan masyarakat atau dalam hubunganya dengan. Contoh prilaku disiplin social hádala melaksanakan siskaling verja bakti. Senantiasa menjaga nama baik masyarakat dan sebagaiannya.
c. Disiplin Nasional
Berdasarkan hasil perumusan lembaga pertahanan nasional, yang diuraikan dalam disiplin nasional untuk mendukung pembangunan nasional. Disiplin nasional diartikan sebagai status mental bangsa yang tercemin dalam perbuatan berupa keputusan dan ketaatan. Baik secara sadar maupun melalui pembinaan terhadap norma-norma kehidupan yang berlaku.
Disiplin Nasional pada hakekatnya mencakup hal-hal :
a) Terbitnya kesadaran masyarakat dan aparat penyelenggaraan terhadap arti pentingnya disiplin negara.
b) Tertibnya ketaatan bangsa kepada aturan hukum
c) Terbentuk sistem perilaku demokrasi Konstitusi yang efektif dan efisien
Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin nasional
1) Menerima pancasila sebagai satu-satunya asas dalam berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.
2) Kita telah memiliki berbagai peraturan yang kita yakini kebenarannya
3) Kita telah memahami. menghayati dan mengamalkan Pancasila
4) Partisipasi masyarakat terhadap pembangunan
Faktor-faktor penghambat terhadap disiplin nasional
1) Banyaknya pengaruh liberalisme, sosialisme, komunisme, panatisme yang berlebihan
2) Teladan pemimpinan yang tidak memuaskan
3) Banyaknya aspirasi masyarakat yang tidak terpenuhi.
Upaya menumbuhkan disiplin nasional
1) Keteladanan
2) Teguran
3) Sanksi yang tepat
Contoh pelaksanaan disiplin nasional dalam kehidupan sehari-hari:
1) Masuk dan keluar kantor sesuai waktunya
2) Menindak pelanggaran peraturan lalu lintas
3) Mengenakan sanksi bagi wajib pajak yang tidak patuh.
Pada dasarnya ada dua dorongan yang mempengaruhi disiplin :
1) Dorongan yang datang dari dalam diri manusia yaitu dikarenakan adanya pengetahuan, kesadaran, keamanan untuk berbuat disiplin
2) Dorongan yang datangnya dari luar yaitu dikarenakan adanya perintah, larangan, pengawasan, pujian, ancaman, hukuman dan sebagainya.

“Meningkatkan di disiplin untuk siswa
memang penting untuk dilakukan. Karena sekolah merupakan tempat bagi generasi calon pemimpin bangsa menimba ilmu pengetahuan dan berinteraksi dalam dunia keilmuan. Disadari atau tidak oleh siswa, sekolah menjadi salah satu tempat pendadaran bagi mereka untuk belajar tentang banyak hal agar kelak menjadi orang yang eksis dan sukses. Disiplin menjadi salah satu faktor yang dapat membantu seseorang meraih sukses, tidak terkecuali disiplin pada siswa.
Menurut Johar Permana, Nursisto (1986:14), Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Sedangkan menurut Wikipedia (1993:119) tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas.
Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa. Sebutan orang yang memiliki disiplin biasanya tertuju kepada orang yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang kurang disiplin biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak dapat menaati peraturan dan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat, pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu, misalnya sekolah. Maman Rachman (1999:83) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah : (1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, (2) mendorong siswa melakukan yang baik dan benar, (3) membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan (4) siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Membicarakan disiplin siswa, tidak terlepas dari persoalan prilaku negatif pada diri siswa, yang akhir-akhir ini semakin memprihatinkan. Berbagai tindak negatif dilakukan para pelajar di sekolah dari nyontek, bolos, memeras, sampai pelanggaran diluar sekolah seperti buat geng, berkelahi (tawuran) penyalahgunaan narkoba, sex bebas, mencuri sampai pada pelanggaran-pelanggaran  yang lebih membahayakan/merugikan diri sendiri dan orang lain.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah. Semua bentuk ketidak disiplinan siswa di sekolah tentunya memerlukan upaya penanggulangan dan pencegahan.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan sekolah adalah;
1. Guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin, misalnya tepat waktu. Siswa tidak akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya sendiri juga tidak disiplin. Guru harus menghindari kebiasaan masuk menggunakan jam karet, molor dan selalu terlambat masuk kelas.
2. Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga mudah untuk diikuti dan mampu  menciptakan suasana kondusif untuk belajar
3. Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada siswa tentang pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil optimal,  melalui pembinaan dan yang  lebih penting lagi melalui keteladanan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Berani gagal

Saya Tidak Takut Gagal Karena Saya Pasti Gagal
Coba kita cari buku-buku bisnis, marketing, motivasi yang banyak beredar di toko-toko buku. Hampir semua buku tersebut akan menceritakan tentang cara-cata untuk mencapai suatu kesuksesan, bagaimana agar kita bisa menjadi orang yang sukses, dan bagaimana kita membangun bisnis yang sukses. Namun jika anda lebih mencermati isi buku-buku tersebut, memperhatikan setiap cerita sukses yang ada di dalamnya, percayalah, anda pasti akan mendapati suatu persamaan. Tidak ada satu orang pun atau perusahaan sukses manapun yang tidak pernah mengalami kegagalan. Semua pasti pernah gagal.


Pelajaran terbaik adalah kegagalan
Seorang yang tidak pernah gagal, berarti dia tidak pernah belajar. Kegagalan adalah hal yang tidak pernah kita pelajari di sekolah. Kita pasti banyak mengalami kegagalan. Kegagalan itu tidak hanya sekali, melainkan berkali-kali. Namun, karena kegagalan-kegagalan tersebut kita harus belajar. Dan menyadari bahwa dalam hidup tidak ada yang namanya gagal, yang ada adalah belajar dan belajar lagi hingga kita meraih keberhasilan.
Berapa harga kegagalan Anda?
Mungkin anda akan menertawakan saya jika saya meminta anda menghitung berapa harga kegagalan anda. Anda mungkin akan berpikir bahwa hanya orang gila yang menghitung kegagalannya, apalagi menghitung harga tiap kegagalannya. Namun hal ini perlu anda lakukan untuk membangkitkan semangat, membuat yakin bahwa anda semakin dekat dengan kesuksesan. 
Misalkan anda adalah seorang sales yang menjual suatu produk seharga Rp.1.000.000. Anda harus melakukan penawaran 10 kali baru akan mendapatkan 1 kali penjualan. Berarti anda tahu bahwa nilai 1 kali kegagalan anda adalah Rp.100.000. Setiap kali anda gagal, sebenarnya anda telah mengumpulkan 'voucher' Rp100.000. Semakin sering anda gagal, maka semakin banyak 'voucher' anda dan semakin dekat dengan nilai Rp1.000.000. Dengan mengetahui harga kegagalan anda, maka anda akan lebih bersemangat, karena anda mengumpulkan semakin banyak 'voucher' yang bisa segera ditukarkan dengan keberhasilan.
Orang-orang Sukses Yang Mengalami Kegagalan
Pada saat Thomas Alva Edison mencipatakan lampu pertama di dunia, banyak orang berpikir dia tidak akan pernah berhasil. Thomas adalah anak yang dicap bodoh dan idiot, hingga di harus keluar dari sekolah umum. Dari sumber yang kita dengar bahwa Edison mengalami 10.000 kali kegagalan. Itu adalah jumlah yang sangat banyak. Tapi apakah dia menyerah dan menghentikan percobaannya? Ternyata tidak. Dia terus melanjutkan penelitiannya hingga berhasil. Pada saat dia berhasil menciptakan lampu pertamanya, ada seorang yang bertanya "Bagaimana anda bisa melalui sekian banyak kegagalan dan tidak putus asa. Edion menjawab, "Saya tidak pernah gagal, saya hanya tidak berhasil menemukan cara yang tepat untuk menciptakan lampu. Semua itu adalah prosesnya, bagian dari perjuangan saya." Dapatkah anda memandang kegagalan seperti yang dilakukan Thomas A. Edison?
Dikutip dari Unlimited Wealth Bong Chandra

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PERMASALAHAN REMAJA DAN SEKS




  1. Latar Belakang Masalah
Menegakkan kalimat Allah dalam setiap ruang dalam waktu adalah komitmen perjuangan kita. Berarti tidak ada detik yang berlalu dan langkah yang terayu selain menuju Ridho-Nya tiap detik dan langkah adalah tanggung jawab. Kini kita hidup di era yang sora (tantangan, rintangan, penyimpangan syar’i begitu telanjang didepan mata). Komitmen perjuangan kita kembali diuji. Sampai kapankah hal itu kita biarkan? Sementara kemungkaran ibarat api yang cepat menjalar.
Pada saat zaman sudah berubah, berubah pula cara kehidupan manusia, baik dari segi kehidupan sehari-hari, kelakuan, cara berpakaian, semuanya berubah. Mereka mengatakan bahwa ini adalah zaman moderen semuanya harus berubah. Dengan pemahaman yang demikian berubah pula cara pemikirannya. Sehingga pergaulan bebas di kalangan remaja pun berubah, seks di anggap hal yang biasa di mata remaja, mereka anggap hal yang bisaa. Dari situlah timbul  hal-hal yang menyimpang dari hukum Syar’i.

B.     Rumusan Masalah
1.      Agar mengetauhi  sumber masalah sex remaja
2.      Ciri-ciri seks di kalangan remaja
3.      Gelombang kejahatan seks
C.     Tujuan
Tujuan mendidik dan mengarahakan kepada remaja  seks yang baik menurut ajaran agama dan medis, guna menghindari  perilaku seks bebas sehingga terbebas dari dosa dan penyakit menular lainya


  1. PENGERTIAN REMAJA
Istilah  remaja  nampaknya  istilah  yang  paling  popular  yang  sering digunakan untuk menilai kedewasaan seseorang. Setiap kali disebut remaja maka pikiran seseorang pasti berfokus pada manusia yang berpikiran dewasa. Para psikolog sendiri sulit mendefenisikan secara pasti arti dari remaja. Maka tidak heran jika dalam berbagai perundang-undang dunia termsuk Indonesia tidak ditemukan masalah remaja dalam berbagai perundang-undangannyan. Dalam perundang-undangan Indonesia hanya dikenal istilah anak-anak dan dewasa.
Zakiyah Dardjat (1975) mendefenisikan Remaja sebagai anak yang ada pada masa peralihan, dari masa anak-anak menuju usia dewasa. Pada masa peralihan  ini  bisaanya  terjadi  percepatan  pertumbuhan  dalam  segi  fisik maupun psikis. Baik ditijau dari bentuk badan, sikap, cara berpikir, dan bertindak mereka bukan lagi anak-anak. Zakiyah Dardjat membatasi masa remaja ini antara Usia 13tahun hingga 24 tahun.Menurut Drs. Hasan Bashri dalam buku Remaja berkualitas, problematika dan  solusinya  menilai  remaja  sebagai  kelompok  manusia yang  tengah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab. Dr. Sartiko Wirawan Sarwono (1994) mendefenisikan remaja sebagai individu yang tengah mengalami perkembangan fisik dan mental. Beliau membatasi usia remaja 11 – 24 tahun dengan pertimbangan sebagai berikut:
1.      Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda sexual sekunder mulai nampak (kritera fisik).
2.      Dibanyak masyarakat Indonesia, Usia 11 tahun sudah dianggap Akil Baligh baik menurut adat maupun agama. Sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (Kriteria Sosial).
3.      Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa.
4.      Batas usia 24 tahun merupakan batas maxsimum untuk meberikan  kesempatan  mereka  mengembangkan  dirinya  setelah sebelumnya masih tergantung pada orang tua.
Pengertian dan batasan remaja mendefenisikan Remaja sebagai fase ketika seorang anak mengalami hal-hal sebagai beriut:
1.      Individu  berkembang  dan  saat  pertama  kali  ia menunjukan tanda-tanda sexsual sekundernya sampai pada orang tua.
2.      Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola indentikasi dari kanak-kanak menuju dewasa.
3.      Terjadi  peralihan  dari  ketergantungan  social ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri.
Dari defenisi diatas dapat kita simpulkan bahwa remaja adalah: suatu masa dalam hidup manusia yang banyak mengalami perubahan (panca roba), yaitu masa peralihan dari kanak-kanak menuju remaja tanpa batasan usianya jelas.
  1. Pengertian Sex
Sex adalah menu pornografi itu sendiri. Sex bisa berarti hal-hal yang menarik birahi dan pada lokasi tertentu dari tubuh wanita dan laki-laki. Sex mencari dari paha, dada, dan lain-lain dari tubuh wanita. Sex itu sendiri adalah fitroh yang diberitikan pada setiap makhluk hidup terutama manusia. Sex dimaksud untuk melangsungkan dan melestarikan keturunannya. Maka sex adalah potensi bahwa sebagai modal bagi manusia untuk mendekati lawan jenisnya.

C. Seputar Remaja Dan Sex
Menurut  dorongan  sexsual  pada  remaja  dipicu  oleh  perubahan\pertumbuhan hormon kelamin sebagai akibat dari kematangan mental dan fisik. Menurut Ahmad Azhar Abu Miqdad (1997) terdapat pada kelamin primer, kelamin sekunder, dan kelamin teritir.

a)      Tanda Perubahan Kelamin Primier
Tanda perubahan kelamin primier dimulai dengan berfungsinya organ-organ genetal yang ada, baik dalam maupun luar badan. Perubahan ini jika terjadi pada lelaki ditandai dengan mulainya keluar air mani (sperma) saat mimpi basah. Sedangkan pada perempuan ditandai dengan mansturbasi (haid) pertama kali. Mulainya berfungsi organ sexsual tersebut akan diikuti dengan kesiapan orang tersebut untuk membuahi dan dibuahi (hamil).
b)      Tanda Perubahan Organ
Kelamin sekunder adalah Organ tubuh tertentu yang tidak ada hubungan dengan  proses  pembuahan  atau  proses  reproduksi.  Padai  laki-laki perubahan ini di tandai dengan:
1. Perubahan  suara  (membesar  dan sedikit parau)
2. Bidang bahu membesar
3. Perubahan  Penis  jika  ada rangsangan sexsual
4. Mulai tumbuh bulu-bulu pada organ tertentu (Ketiak, dada, sekitar kelamin)
Sedangkan pada perempuan perubahan organ sekunder ini di tandai dengan:
1. Suara lebih bagus (halus)
2. Kulit muka dan sekitar halus dan kencang
3. Bidang bahu mengecil sedangkan bidang pinggul membesar
4. Buah dada mulai membesar
5. Tumbuh bulu-bulu disekitar ketiak dan alat kelamin
6. Alat kelamin membesar dan mulai berfungsi
c). Tanda perubahan Pada Organ Tertier
Tanda perubahan pada organ tertier ini ada hubungannya dengan psikis. Yaitu laki-laki nampak melakinya dan wanita nampak kewanitaannya dalam segala gerak tubuhnya. Intinya laki-laki dan perempuan memiliki kekhasan tersendiri yang bisa membedakan keduanya.

D. Sumber Masalah Sex Remaja
Perilaku negatif remaja terutama hubungannya dengan penyimpangan sexsualitas, pada dasarnya bukan murni tindakan diri mereka saja, melainkan ada factor pendukung dari luar (faktor external). Factor-faktor yang menjadi sumber penyimpangan tersebut adalah:
1.      Kwalitas diri remaja itu sendiri seperti, perkembangan emosional yang tidak sehat, mengalami hambatan dalam pergaulan sehat, kurang  mendalami  norma  agama,  ketidak  mampuan mempergunakan waktu luang, tidak mampu dalam mengatasi masalah sendiri, berada dalam kelompok yang tidak baik, dan memiliki kebiadaan negatifterutama dirumah atau kurang disiplin dalam menjalankan kehidupan dirumah.
2.      Kwalitas  lingkungan  keluarga  yang  tidak  mendukung  anak berlaku baik seperti, anak kurang bahkan tidak mendapatkan kasih saying berarti akibat kesibukan kedua orang tua diluar rumah.
3.      Kwalitas lingkungan yang kurang sehat, seperti lingkungan yang tidak ada pengajian agama dan lingkungan masyarakat yang telah mengalami kesenjangan komunikasi (Gap) antara tetangga.
4.      Minimnya kwalitas informasi yang masuk pada remajasebagi akibat globalisasi. Akibatnya anak remaja sangat kesuitan atau jarang mendapat informasi sehat dalam sexsual. Bahkan justru media  massa  kini  terutama  media  remaja  cendrung mengutamakan bisnis dengan mengexsport sexsualitas yang tidak sehatdengan mengesampingkan pendidikan moral.

Dengan demikian, penyimpangan sexsual remaja sampai kapanpun akan tetap  merajalela  sebelum  terpecahnya  keempat  masalah  tersebut  diatas. Terutama kehidupan agama dilingkungan keluarga mengingat masyarakat berawal dari masalah di keluarga.

E. Gelombang Kejahatan Sex Remaja
Maksud kejahatan sexsual adalah berbagai penyimpangan sexsual yang dilakukan remaja dalam berbagai tipe penyimpangan. Rinciannya sebagai berikut:
1)      Mosturbasi atau Onani
Kebisaaan  onani  pada  remaja  adalah  fenomena  yang  layak dicermati.umumnya remaja sadar perbuatan tersebut tidak baik. Namun mereka kesulitan untuk menghentikannya. Tak heran perilaku ini merajalela dikalangan remaja. Menurut Dr. Sarwito  Wirawan  Sarwono  yang  dimuat  dalam  bukunya  berjudul “Pergeseran Norma Perilaku Sexsual Kaum Remaja”. Dari 417 responden, 41,6 % remaja sering melakukan Onani. Menurut Angker Dr. H. Ali Akbar yang dimuatdalam bukunya “Sexsual Di Tinjau Dari Hukum Islam” dari 54 Responden 75% remaja rutin melakukan onani. Onani atau sering disebut juga Masturbasi, berasal dari bahasa latin, Masturbsi yang berarti pemuasan kebutuhan sexsual terhadap dirisendiri dengan menggunakan tangan (mastur : Tangan, batio : Menodai) sehingga masturbasi  berarti  menodai  diri  sendiri  dengan  tangan  sendiri (zalimunlinafsi) dan juga yang menyebut bahwa Onani adalah manipulasi kelamin sehingga mendapat kepuasan sexsual.
Menurut Dr. Kartini Kartono (1992) bahwa dari 9 dan 10 remaja yang melakukan onani, mendapat kebisaaan itu karena menirukan temannya, dan teman itu memberikan contoh, memberikan informasi dan rangsangan baik dengan buku atau bentuk lainnya. Sebagai akibat pengaruh dari pengaruh dari luar yang tidak menguntukan ini maka remaja sering melakukan onani di tambah lagi dengan stimulasi external seperti buku cabul, baik berupa gambar, tulisan atau Blu Film. Bisexsual adalah orang yang mempunyai karakteristik psikologis dari kedua jenis kelamin. Menurut kamus psikologis daligulo, bisexsual adalah mempunyai cirri kedua sex atau tertarik dalam tingkat yang sama oleh anggota kedua sex.
2)      Heterosexsual
Istilah heterosexsual hamper identik dengan perzinahan, pelacuran dan promiscuity (gonta ganti pasangan). Kolompok hetorosexsual melakukan hubungan sexsual norma yaitu terhadap lawan jenis, namun perakteknya dilakukan diluar jalur nikah. Para psikologis dan sexsolog ada yang membedakan pezina dan pelacur, pelacur  adalah  mereka  yang  melakukan  hubungan  sexsual  untuk mendapatkan  uang,  sedang pezina  adalah  mereka  yang  melakukan hubungan sexsual atas dasar suka sama suka, hanya untuk memuaskan nafsu sexsualnya.
3)      Homosexsual
Menurut  kamus  psikologis,  homosexsuallity  adalah  kecendrungan memiliki hasrat sexsual atau mengadakan hubungan sexsual dengan jenis kelamin yang sama (Daligulo : 105). Menurut ensiklopedi Indonesia (1980) homosexsualitas adalah istilah untuk menunjukan gejala-gejala adanya dorongan sexsual dan tingkahlaku untuk dipakai menunjukan seseorang terhadap orang lain berkelamin sejenis. Perbuatan seperti ini identik dengan yanga dilakukan oleh kaum Nabi Luth as. dulu yang pada waktu itu dihancurkan oleh Allah SWT. Di Indonesia sendiri telah ada kelompok yang menghususkan pada kelompok gay dan lesbiyan yang mereka namakan (KKGLN) dipimpin oleh Dr. Dede Soetomo. Mereka memproklamirkan diri tahun1992.
4)      Free Sex
Pada dasarnya semua penyimpangan sexsual yang dibahas dalam buku ini termasuk jenis free sex bebas. Namun yang dimaksud free sex disini lebih luas dan tak terbatas. Kelompok free sex menghalalkan segala caradalam melakukan sex dan tak terbatas pada kelompok orang. Mereka tidak berpegang pada morlitas atau nilai-nilai manusiawi. Di amerika serikat kelompok ini membentuk komunitas tersendiri dan mengasingkan  sendiri  dalam  sebuah  pulau  yang  mereka  namakan perkampungan NUDIS. Dan di jepang kelompok ini ada di daerah kabuki-cho daerah bursa sex terbesar di jepang. Di Indonesia sendiri gejala seperti ini  mulai  ada  nampak  banyak  kasus  kumpul  kebo  yang  terungkap dikalangan pelajar dan mahasiswa.
5)      Transexsualisme
Transexsualisme adalah perilaku yang menunjukan keengganan untuk menerima jenis kelamin yang dimiliki, mereka menginginkan sebaliknya. Hal ini disebabkan karena menurut perasaanya dirinya cocok menjadi laki-laki atau wanita.Penomena seperti ini sering dialami laki-laki yang segi fisiknya secara umum memang laki-laki tapi sebagian perilaku baik gaya bicara, berjalan menyerupai wanita. Atau dialami wanita yang dari segi fisik  memang  wanita  namun  ada  perilaku  atai  anggota  badannya menyerupai laki-laki. Yang menjadi  permasalahan  adalah  manakala  mereka  melakukan hubungan kelamin. Hal ini tidak ada bedanya dengan kaum Homosexsual atau Bisexsual sekalipun format berbeda.
6)      Samen Leven
Perilaku samen leven adalah perilaku hidup bersama atau kelompok tanpa ada sedikitpun niat untuk melangsungkan pernikahan. Dasar pijakan mereka  adalah  kepuasan  sexsual,  baik  secara  suka  sama  suka  atau mungkin hanya sekedar memenuhi kebutuhan sexsual secara seketika dengan cara mudah tanpa ada cinta sama sekalil.
7)      Exibeosinisme
Exibiosinisme  adalah  perilaku  yang  mendapat  kepuasan  sexsual dengan cara menampakan alat kelaminnya pada orang dikenal maupun pada yang tidak dikenalnya pada sejenis atau jenis berbedatanpa ada kelanjutan untuk melakukan hubungan sexsual langsung. Mereka bisaanya merasa lebih bangga jika ternyata kelaminnya diexport dimedia massa. Perilaku ini bisaanya dilakukan oleh remaja barat.

8)      Voyeurisme
Voveurisme adalah perilaku yang dapat kepuasan sexsual dengan hanya melihat aurat lain yang sedang terbuka atau tidak sengaja dibuka. Perilaku  ini  bisa  dilihat  langsung  dengan  orang  yang  diintipnya (dilihatnya), namun bisa jadi ia mengadakan hubungan dengan orang lain atau pada mereka yang tidak berdaya. Namun pada dasarnya voyeurisme adalah perilaku yang hanya terbatas pada kepuasan melihat aurat orang lain.
9)      Fethisme
Fethisisme  adalah  perilaku  menyimpang  yang  merasa  mendapat kepuasan sexsual hanya memegang, memiliki atau melihat benda-benda atau pakaian yang sering dipakai perempuan, umpamanya sapu tangan, BH, celana dalam, dan lain-lain, perilaku seperti ini tidak terlepas dari keinginan pemuasan sexsual yang sesungguhnya (hubungan intim), namun ada berbagai kendala tentu yang menghalangiseperti merasa terlalu muda, belum nikah atau memiliki Norma sehingga takut melakukan intim diluar nikah. Perilaku seperti ini tidak bermanfaat dan merusak mental.
10)  Sadisme
Sadisme adalah sadisme dalam bidang sexsual (sadisme sex) yaitu suatu penyimpangan yang merasa mendapatkan kepuasan denga melukai pasangannya sekalipun ia tidak melakukan hubungan intim sebagai mana layaknya pelaku sex lain, namun sadisme pada dasrnya bentuk kejenuhan dari si pelaku itu sendiri yang kemungkinan sebelumnya telah melakukan kekerasan selain hubungan sex. Latar belakang munculnya perilaku sadisme mungkin dalam masa kanak-kanaknya  mendapat  perlakuan  yang  bertentangan  dengan nuraninya baik dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sehingga secara psikologi  ia merasa tertindas  dan ketertindasan ini semakin menahan (terobsesi) manakala ia menemukan respon yang mengarah pada pengalaman dulu.



11)  Masokisme
Masokisme  perilaku  sebaliknya  dari  sadisme.  Masokisme  adalah perilaku menyimpang yang merasa mendapat kepuasan sexsual dengan cara melukai diri sendiri atau meminta dilukai. Hal itu bisa dilakukan dengan cara memukul diri sendiri diwilayah dada, perut, tangan, dan lain-lain bahkan mungkin bias menjerumuskan pada bunuh diri.
12)  Troilisme
Troilisme  adalah  perilaku  menyimpang  yang  merasa  mendapat kepuasan sexsual jika aktivitas sexsualnya disaksikan orang ketiga atau orang lain yang bersedia dibayar atau sukarela. Gejala menyimpag seperti ini sebagai bentuk kurang percaya diri yang akut (kronis). Jadi ia merasa tidak puas bersenggama jika belum ada orang lain yang menilainya apakah senggamanya itu benar-benar atau tidak. Perilaku seperti ini sangat sulit dilakukan terlebih lagi jika salah satu padangannya tidak mau atau tidak ada orang lain yang sanggup menyaksikan.
13)  Sodomi
Sodomi pada awalnya istilahyang digunakan untuk menyebut mereka yang berhubungan badan dengan binatang. Namun ini ada perluasan makna adalah perilaku menyimpang yang merasa mendapat kepuasan sexsual dengan menyetubuhi dari dubur dan membunuh wanita, anak kecil maupun  dewasa,  dan  biasanya  terhadap  orang  yang  memang  bias dikuasainya dari segi psikologis. Sebelum melakukan biasanya mereka merayu korban terlebih dahulu dengan berbagai iming-iming umpamanya dapat uang atau akan mendapatkan kesaktian tertentu. Cara membunuh pasangannya, pelaku  sodomi  teramat  sadis,  diantaranya  mencekik, membedah perut, menyayat, melukai, kemaluan dan menyembelih kurban.
14)  Pemerkosaan
Perilaku penyimpangan yang merasa kepuasan sexsual dengan cara memaksa orang lain atau istrinya untuk melakukan hubungan sexsualPerilaku penyimpangan seperti ini sangat bertentangan dengan norma susila dan tidak sejalan dengan fitroh social yang saling membantu dan memahamiperasaan orang lain.
15)  Aborsi
Aborsi  atau  pengguguran  kandungan  sebenarnya  bukan  bentuk penyimpangan  sexsual. Melainkan  proses  pembatalan  kehidupan  dan pemusnahan janin dari rahim si wanita. Sekalipun demikian, aborsi sangat erat  hubungannya  dengan  free  sex walaupun  ada  sebagian  aborsi dikalangan pernikahan yang sah. Aborsi pada dasarnya  erat kaitannya denganmenjamurnya free sex dikalangan remaja. Masa remaja yang masih tahap pencarian identitas, secara psikologis belum mampu menerima beban tanggung jawab. Aborsi juga bias berarti pelarian dari tanggung jawab.
F. Bahaya Sex Bebas Dan Pornografi
1.      Barat Pelopor Sex Bebas
Dari hasi penelitian Nuss dan Lukey (1969)  terhadap para remaja barat menunjukan 96,5 % remaja Amerika, 97,7 % remaja Canada, 93 % remaja Inggris, 96 % remaja Norwegia terbiasa ciuman saat pacaran. Terbiasa meraba payudara dan alat kelamin 90 % remaja Amerika, 93,5 % remaja  Canada,  87  %  remaja  Inggris,  83,5  %  remaja  Norwaygia sedangkan terbiasa hubungan intim saat pacaran ( belum menikah ). 68.2 % remaja amerika, 56,8 % remaja Canada, 74,8 % remaja inggris dan 66,7 % remaja Norwegia. Kebobrolan moral remaja Barat memang lengkap, dalam hubungan intim tidak ada hukum yang melarangnya dan jika hamil ada klinik khusus Aborsi yang di sahkan. Maka tak heran jika “ free sex “ terus merajalela terus yang sulit di bendung. Terlebih lagi media Elektronik dan meida cetak di barat juga telah mengikuti gaya bebas dalam mengkspor porno grafi. Lewat berbagai media itu mereka menjadikan pornografi sebagai bisnis. Dalam berbagai kelip lagu atau film-film selau diselipkan adgan forno. Bahkan sebagaian media barat secara khusus memuat adgan-adagan porno tanpa sensor sedikitpun seperti majalah “ play boy dan phenthoes “.Dua  majalah  tersebut  hamper  seluruhnya  mengekspor  eksplortasi tubuh wanita secara vulgar. Sampai saat ini ranting penjualannya terus meningkat.
2.      Remaja
Masa remaja syarat dengan berbagai gejola psikologis sedikit saja tersinggung, maka emosinya  akan  meledak-ledak  dan  biasanya  tidak terkendali. Masa ini juga masa yang syarat dengan fantasi atau khayalan, antara kekuatan emosi dan khayalan memungkinkan digunakan dalam berbagai hal yang negatif di antaranya pada penyimpangan sexsual dan pornografi.Sex itu sendiri pada dasarnya kekuatan. Sex bias mendorong dan mempengaruhi seseorang untuk berbuat apasaja demi tujuan napsunya. Sex juga bias berarti api, sedikit saja tersulut maka gelombang barat yang dahsyatnya akan membakar segala yang ada. Seorang yang mulai bermain dengan syahwat (sex) berarti mulai bermain dengan api. Sifat api biasanya membakar dan membesarkan jika ada respon atau bahan yang layak terbakar.
a.       Memberi Fatamorgana Negatif
Memberikan fatamorgana negative dalam daya hayal remaja yang berakibat mereka tesiksa dari sudut mental Mengapa  mereka  mesti  tersiksa?  Sebab  utamanya  adalah tidak ada penyaluran (mereka belum menikah). Maka jika kekuatan ini tidak tersalur, bukan hal yang mustahil terjadi tindakan-tindakan yang keluar dari norma masyarakat dan agama (zina). Akibat dari minder atau keterbelakangan mental ini diantaranya :
a)      Memicau tindakan memuaskan sexsual dengan diri sendiri yaitu masturbasi atau onani.
b)      Mendorong pemuasan sexsual pada sosok yang tak berdaya (pemerkosaan) pada lawan jenis. Hal ini terbukti pornografi dalam berbagai media, dimana-muncul kasus pemerkosaan anak kecil dan lebih gadis lagi muncul kasus sodomi.
c)      Memicau hubungan sex extramarital atau pemuasan hubungan sexsual dengan anggota keluarga sendiri baik kaka terhadap adik atau sebaliknya.
b.      Mengganggu Proses Berfikir Kreatif
Bagi  remaja  yang  dalam  usia  sekolah  memang  seharusnya berpikir tentang studinya dan berusaha untuk meraih prestasi sebaik-baiknya. Tapi bagi remaja yang telah terobsesi dengan pornografi akan sulit mengkonsentrasikan fikiranya pada belajar mengingat kemampuan daya ingat setelah mencemari nafsu sexsual dan hayalan cabul.
3.      Bahaya Sex Bebas
Untuk remaja barat hubungan pranikah bahkan gonta ganti pasangan atau free sex adalah hal yang biasa, namun dinegara timur, terutama Indonesia yang masih menjunjung tinggi norma agama, hal seperti itu adalah aib dan menggangguan ketentraman hidup selanjutnya. Untuk itu sebelum  terlanjur  ada baiknya para remaja  mengenal  bahaya akibat hubungan pranikah.Bahaya pranikah atau free sex mencakup bahaya bagi perkembangan mental (psikis), fisik dan masa depan remaja itu sendiri. Secara terpeinci, Wikson Nedeak sebagaimana dikutif  Abdurahman Al-Mukaffi (1998) mengemukakan tujuh bahaya utama
a)      Menciptakan Kenangan Buruk
Masih dikatakan untung jika hubungan pernikahan itu tidak ada yang mengekspos. Si gadis atau si jejaka terlepas dari aib dan cemohan masyarakat. Tapi jika ternyata diketahui masyarakat, tentu saja malu bukan hanya diri sendiri melaikan keluarganya sendiri dan peristiwa itu tidak akan pernah terlupakan oleh masyarakat sekitar. Hal itu akan menjadi beban mental yang berat. Sekalipun masyarakat tidak mengetahuinya ia tidak mungkin bias tenang,  mentalnya  terganggu  kenangan  buruk  masa  lalu  apalgi memiliki suami yang bukan pasangan dulu, suasana perkawinan akan terasa hamberter lebih lagi jika ternyata suaminya tahu ia tidak perawan lagi, tentu sulit menerima kenyataan ini. Dan banyak kasus percerian akibat masalah ini. Jika ini terjadi, si wanita aka tertekan lagi mentalnya.

b)      Kehamilan dan Akibatnya
Kehamilan  terjadi  akibat  sex  pranika  (free  sex)  bukan  saja mendatangkan mala petaka bagi bayi yang dikandungnya juga menjadi beban mental yang berat bagi ibunya mengingat kandungan tidak bias disembunyikan.  Bagaimana  jika  nanti  keluarga  dan  masyarakat mempertanyakannya?. Dalam keadaan kalut seperti ini biasanya bias any terjadi dipresi, terlebih lagi jika sang pacar kemudian pergi dan tak kembali lagi.Bagi  si  bayi  sendiri  jika  lahir  nanti  mempertanyakan,  siapa ayahnya? Jiaka ternyata setelah besar mengetahui kelakuan ibunya dulu, tentu menjadi beban mental juga. Al-hasil hubungan pranikah menjadi mala petaka bagi dirinya sendiri dan keturunannya nanti.
c)      Pengguguran Kandungan dan Pembunuhan Bayi
Banyak kasusu bayi mungil dibunu ibunya, sebagian dari bayi itu dibungkus plastic hidup-hidup, dibung di sungai, dilempar di tong sampah, dan lain-lain. Ini suatu akibat dari perilaku binatang yang pernah mereka lakukan.Kasus pengguguran kandungan baik secara tradisional maupun moderen kini semakin menjamur terutama dikalangan pelajar dan mahasiswa. Tentu saja hal itu akibat dari hubungan syetan pranikah. Sementara pengguguran itu sendiri banyak efek sampingnya yang serius, bias menyebeb kanker rahim, kemandulan dan penyakit rahim lainnya.

d)     Penyebaran Penyakit
Si wanita atau si peria yang belum pernah melakukan hubungan pranikah waktu pacaran lalu putus, cendrung berkeinginan melakukan hubungan serupa dengan yang laki dan wanita lainnya, mengingat sex sifatnya adiktif atau memiliki kadar ketergantungan, sewaktu waktu ia akan merasa lapar untuk melakukan hubungan intim dengan pasangan lain.Hal ini jika terus dilakukan, maka bukan hal yang mustahil akan terjadi terjangkit penyakit kelamin. Terlebih jika ternyata pasangannya itu telah mengidap penyakit kelamin sebelumnya.
e)      Keterlanjuran dan Timbul Rasa Kurang Hormat
Perilaku sex bebas menimbulkan suatu keterlibatan emosi dalam diri seorang pria dan wanita. Semakin sering itu dilakukan, semakin sering menggauli sekalipun sebelumnya ada rasa kesal. Terlebih bagi wanita setiap ajakan pacarnya sangat sulit untuk ditolak karena takut ditinggalkan. Semantara itu bagi seorang lelaki, melihat pasanngannya begitu mudah diajak, akan terus berkurang rasa hormat dan rasa cintanya. Semakin  sering  seorang  laki-laki  melakukan  maka  hubungan batinnyapun akan semakin renggang. Lain lagi dengan wanita. Ia merasa akan tertekan dan tidak mau berpisah karena pada dasarnya ia telah kotor dan tidak ada yang mesti dibanggakan lagi, kehormatannya telah dirampas oleh laki-laki tadi. Karena itu apapun alasan zina merupak perbuatan terkutuk yang bukan  hanya  akibatnya  dirasakan  di  akherat,  diduniapun  sudah mendapat siksa yang hebat. Pantas saja Allah SWT menmpatkan zina atau free sex dosa terbesar ketiga setelah menyekutukan Allah dan dosa mendurhakai orang tua.



A.    KESIMPULAN
Dari apa yang kami bahas diatas agar lebih mudah untuk dibaca dan muda di ketahui maka kami sebagai penulis akan mengambil keputusan yang lebih singkat.
1.      Zakiah Dardjat (1975) Mendefinissikan remaja sebagai anak yang ada pada masa pilihan dari masa anak-anak menuju  usia dewasa. Pada masa peralihan  ini biasanya terjadi percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun fisikis. Baik ditinjau dari bentuk badan, sikap cara berfikir, dan bertindak, mereka bukan lagi anak-anak. Mereka juga belum dikatakan manusia biasa yang memiliki kematengan berfikir. Zakiah Dardjat membatasi masa remaja ini  antara usia 13 tahun hingga 24 tahun.
2.      Mendepenisikan remaja sebagai fase ketika seorang anak mengalami hal-hal sebagai berikut :
·         Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda sexsual sekedarnya sampai ia mencapai kematengan sexsualnya
·         Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola indentisasi dari anak-anak menuju dewasa.
·         Terjadi peralihan dari pergantungan social ekonomi yang penuh kepada keadaan yang lebih relative lebih menyendiri
3.      Jika pornografi adalah merupakan upaya penampakan aurat untuk maksud tertentu, maka sex menu etar pornografi itu sendiri. Sex bis berarti hal yang menatik birahi dan ada pada “lokasi” tertentu dari tubuh wanita dan laki-laiki. Jadi sex memancar dari paha, dada, lain-lain dari tubuh wanita. Sex itu sendiri adalah fitroh yang diberikan pada setiap mahluk hidup terutama manusia sex dimaksudkan untuk mendorong manusia melanjutkan atau melestarikan keturunannya. Maka sex adalah potensi bawaan sebagai modal bagi manusia untuk mendekati lawan jenisnya.

B. SARAN-SARAN
a. Penulis mengharap mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat, dipahami, diamal bagi pembaca.
b. Pembaca yang budiman. Jadikanlah karya tulis ini sebagai pelajaran yang memetik inti sari dan hikmah yang berharga dari lembaran-lembaran dari karya tulis ini.
c. Penulis berdo’a dan berharap pada pembaca karya tulis ini agar termasuk orang-orang  yang  menyandang  pridikat  “TABI’IN”.  amin  ya  rabbal alamin


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Terjemaah Terbitan Mujamma Al-Malik Fahd Al-Musyai Asy-Syaif
Madinah munawaroh.Gelombang Kesehatan Sex Remaja Moderen – Abu Al-Gifari Penerbit Mujahit – fress.Pacaran yang islami, adalah…? Abu Al-Gifari
Mujahit -Fress Remaja Dan Cinta Memahami Gelora Cinta Remaja Dan Menyelamatkanya Dari  Berhala Cinta, Penerbit Mujahit FressJadilah Remaja Berkwalitas,
Burhan Sodiq,Penerbit Barokah Artis Remaja Sex. Dr. Hilmi Muhammad Al-qaud. Penerbit Darul
                  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS